Senin, 04 Oktober 2010

Filsafat Menurut Socrates,Riwayat Hidup Dan Dasar Pemikirannya

BAB I
PENDAHULUAN

1.latar belakang

Filsafat, terutama Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”.
Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problema falsafi pula. Tetapi paling tidak bisa dikatakan bahwa “falsafah” itu kira-kira merupakan studi daripada arti dan berlakunya kepercayaan manusia pada sisi yang paling dasar dan universal. Studi ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk ini, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu dan akhirnya dari proses-proses sebelumnya ini dimasukkan ke dalam sebuah dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk daripada dialog.
Filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates,yang merupakan guru dari seorang plato.kita tahu bahwa dari sekian banyak para filsuf memiliki dasar pemikiran yang berbeda-beda begitu pula dengan seorang sokrates.
Banyak orang yang mengatakan bahwa Yunani adalah poros atau kiblat dari lahirnya para filsuf termasyur di dunia. Ilmu-ilmu filsafat modern saat ini adalah pengembangan model dari teori-teori terdahulu yang berkembang di zaman Yunani kuno. Adapula yang berpendapat bahwa filsafat pertama kali ada di dataran timur tengah. Namun berdasarkan literatur (Buku Saku Filsafat Islam, Haidar Bagir, hlm 101) bahwa filsafat yang berkembang di timur tengah berawal dari aliran Peripatetisme Neo-Platonik, yang diisi oleh tiga orang filsuf besar islam: Al-Kindi (801-873 M) yang kemudian dikembangkan oleh Al-Farabi dan Ibn Sina (980-1037 M). Dan bila kita melihat sejarah filsafat pada masa Yunani kuno, mulai berkembang sejak masa Sokrates (470-399 SM).

2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1.Siapakah Sokrates
2.Riwayat Hidup Sokrates
3.Filsafat Menurut Sokrates
4.Dasar- Dasar Pemikiran Sokrates


3.Tujuan Penulisan
1.Mengetahui Seorang Sokrates
2.Mengetahui Riwayat Hidup Seorang Sokrates
3.Mengetahui Seperti Apakah Filosofi Menurut Sokrates
4.Bagaimanakah Dasar-Dasar Pemikiran Sokrates

BAB II

PEMBAHASAN

1.Seorang sokrates

Socrates hidup pada masa transisi dari puncak Athena,sokrates pernah menjadi seorang tentara yang menurun dengan kekalahan oleh Sparta & sekutunya dalam perang Peloponnesia, pada saatAthena berusaha menstabilkan dan memulihkan diri dari kekalahn yang memalukan, mereka menghibur diri dengan Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang efisien, saat itulah Socrates datang sebagai lalat pengganggu “Gadfly of Athena”Socrates memuji Sparta secara langsung maupun tidak lansung dalam sebuah dialog(kritik sosial dan moral), metode yang Socrates pakai ialah Elenchus, yang digunakan untuk diskusi dengan pertanyaan yang tidak hanya meminta jawaban tapi mendorong pemahaman, dan kalo sekarang terkenal dengan metode ilmiah, hipotesis.
Kehidupan Socrates sebagai pengganggu dimulai ketika temannya chaerephan meminta Oracle di Delphi mencari orang yang lebih bijak dari Socrates dan Oracle jawab “tidak ada”Berbeda dengan Oracle, Socrates menganggap ini adalah paradoks, karena Socrates sendiri berfikir ia tidak memiliki kebijaksanaan, lalu Socrates melanjutkan teka-teki paradoks ini, untuk menguji mengapa ia dan Oracle bisa berbeda pendapat, ia mulai mendatangi tokoh-tokoh yang dianggap bijaksana oleh masyarakat Athena.
Dia datang ke negarawan, penyair, Seniman, untuk membantah pernyataan Oracle, Socrates bertanya kepada mereka mengapa ia dan Oracle berbeda pendapat, akhirnya Socrates mengambil kesimpulankalau semua orang-orang yang dianggap bijak tersebut sangat mengira mereka tau segala hal di dunia ini dan merasa bijaksana.
akhirnya Socrates sependapat dengan Oracle karena orang” bijaksana itu berfikir mereka bijaksana padahal tidak, itulah yang membuat perbedaan kenapa Socrates lebih bijaksana.Sokrates tidak pernah berhenti berfisafat sampai akhir hayatnya.

2.Riwayat hidup Sokrates

Sokrates dilahirkan pada tahun 470 SM di Athena, pria yang ditakdirkan bertubuh pendek dan kurang tampan ini kemungkinan besar profesinya adalah ahli bangunan . Namun demikian, ia memiliki karakter dan pesona yang mampu memikat orang lain. Apalagi dengan kerendahan hatinya. Sehingga mampu menarik perhatian para pemuda Yunani pada waktu itu. Dimana pada akhirnya para pemuda tersebut membentuk kelompok belajar, Plato (427-347 SM) adalah salah satu muridnya. Inilah yang membuat golongan Sofis kurang begitu menyukai dirinya. Karena pernah suatu ketika, Sokrates ingin menguji kepandaian kaum Sofis yang selalu mengumbar-umbar ilmu. Maka ia menghampiri salah seorang guru Sofis dan mengajukan pertanyaan. Namun guru Sofis tersebut mampu menjawabnya. Kemudian Sokrates mengajukan pertanyaan selanjutnya, dapat dijawab pula. Dan begitu seterusnya, Sokrates bertanya guru Sofis menjawab. Hingga pada akhirnya sang guru Sofis tidak mampu menjawab pertanyaan Sokrates. Demikian adanya, guru Sofis tersebut mengakui bahwa ia tidak tahu. Dan Sokrates memberi kesimpulan padanya, “Demikianlah adanya, kita kedua-duanya sama-sama tidak tahu”.Itulah Sokrates, seorang yang tidak pernah mengaku pintar dan lebih baik dari yang lain. Sehingga selama hidupnya, ia mengajarkan orang lain dengan metoda dialektik (asal kata dari Dialog) dengan kecenderungan untuk bertanya. Dan bahwasannya manusia sebenarnya tidak tahu apa-apa, tetapi bila ada manusia yang mengetahui dalam ketidaktahuannya ia adalah manusia bijaksana.dari pernyataan diatas menunjukan bahwa sokrates adalah seorang yang senang bertanya.
seperti kisah Nabi Muhammad SAW yang suatu ketika ia ditanya oleh salah seorang sahabatnya dan ia belum mengetahuinya karena belum mendapatkan wahyu Allah SWT tentang pengetahuan itu, maka ia menjawab sejujurnya belum tahu dan kemudian berjanji untuk menjawabnya esok hari. Dan pada akhirnya Rasulullah SAW belum mampu menjawabnya karena ia belum mendapat wahyu dari Allah SWT. Sehingga ia pun ditegur untuk tidak mudah untuk berjanji, pun berjanji ucapkanlah “Insya Allah”.
Selain pesan moral tadi, dapat juga kita lihat pesan moral lainnya. Yaitu, kejujuran akan ketidaktahuan sesuatu. Nabi tetaplah manusia yang memiliki keterbatasan. Demikian pula dengan Sokrates. Terlebih lagi, Sokrates bukanlah nabi. Ia hanyalah seorang yang biasa berada di pasar untuk berbagi ilmu kebajikan dengan bertanya kepada orang-orang sekitar. Tujuannya adalah agar masyarakat Yunani mampu mencari kebenaran dengan ho logos, penalaran.Kurang lebih demikianlah seorang Sokrates. Rendah hati. Berilmu. Bijak. Socrates juga melahirkan murid yang cerdas seperti Plato. Plato melahirkan Aristoteles. Dan Aristoteles, kita tahu, adalah guru dari Iskandar Zulqarnain. Yang terakhir ini, seorang suci yang bisa kita baca kisahnya di Al-Quran.
Socrates tidak berhenti berfilsafah, bahkan muridnya terus bertambah, sikap politik Socrates makin jelas ia tetap ber-oposisi dengan pemerintah.
Pemerintah kali ini makin geram dengan Socrates, kali ini mereka benar-benar berniat menghukum mati Socrates dan Socrates makin menentang, akhirnya Socrates berhasil dijebloskan ke dalam panjara (lagi) dengan tuduhan :

a. Menyangkal Dewa-Dewa yang diakui oleh Negara (Zeus, Apollo, etc)
b. Merusak generasi muda dengan pertanyaannya kepada anak muda”anak muda apakah kau percaya dewa” lalu anak muda itu menjawab “aku percaya” lalu Socrates bertanya lagi kenapa percaya? “karena orang tuaku percaya” socrates kembali bertanya “lalu jika aku berkata leluhurku dari lumpur apa kau percaya?” “tidak” jawab si anak muda, lalu Socrates bertanya lagi, “kalau kau tidak percaya itu kanapa kau bisa percaya dewa-dewa?” dan perkataanya “dewa manusia yang menciptakan, sedangkan tuhan senantiasa ada di tempat yang suci” gila ni orang zaman semua percaya dewa otak dia sudah sampai disini..... (superior) akibatnya anak muda jarang yang menyembah dewanya
c. Mengajak rekan untuk menghina lembaga negara.
Socrates sebenarnya memiliki kesempatan untuk melarikan diri tapi ia menolak, dia memilih untuk tinggal dengan beberapa alasan : “Putra-putra Athena, saya hormati dan saya cintai kalian semua, tuhan memerintahkan saya menjalankan filsafat, menyelami diri saya dan orang lain, alangkah lebih absurd kalau saya meninggalkan tugas ini dibandingkan seorang prajurit yang meninggalkan posnya, takut manghadapi maut bukanlah sebuah kebijaksanaan, tak ada yang tau apakah maut itu membawa kebahagian lebih tinggi..”
“The hour of departure has arrived, and we go our ways — I to die, and you to live. Which is better, only God knows.”
dan mereka menghukum mati Socrates di 399 SM , Socrates minum hemlock dan meninggal di depan teman-temannya dan murid-murid, Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.kemungkinan besaryang membuat para pemimpin negara Yunani ketakutan bila Sokrates telah meracuni pemikiran para pemuda Yunani maka para pemuda Yunani akan mengikuti jalan pikirannya dan merubah agama kepercayaan nenek moyang pada para dewa Yunani menjadi condong kepada Tuhan yang masih bergolak di batin Sokrates.semasa hidupnya sokrates tidak pernah menuliskan keilmuannya ,plato lah yang mengembangkan dialog-dialog nya seorang sokrates sebagai muridnya.sehingga plato menjadi seorang filsuf yang terkenal sepanjang masa.

3.Filosofi Menurut Sokrates

Menurut Socrates, filosifi bukanlah isi, bukan hasil, dan bukan juga ajaran yang berdasarkan dogma yang tidak bisa dibantah, melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan, melainkan membantu mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang. Oleh karena itu, metodenya disebut maieutik; menguraikan. Dalam mencari kebenaran, Socrates menggunakan hobbynya, yakni selalu bertanya. Dia bertanya sana-sini, kemudian dipahaminya dengan baik apa yang telah dia pertanyakan. Maka jalan yang ditempuhnya dengan metode induksi dan definisi. Induksi menjadi dasar definisi. Induksi yang dimaksud socrates adalah dengan membandingkan secara kritis. Tentu yang dibandingkan adalah hasil dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dia kumpulkan.
Menurut Socrates, orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Apabila budi adalah tahu, berdasarkan timbangan yang benar, maka jahatnya dari orang yang tidak mengetahui karena tidak mempunyai pertimbangan atau penglihatan yang benar. Namun jika kita melihat pada era sekarang, ternyata tidak hanya yang tidak tahu saja yang jahat, yang tahu pun bisa lebih jahat dari yang tidak tahu karena mereka bisa memanipulasi dan mencari-cari celah dari apa yang telah ia ketahui. Justru kejahatan dari orang-orang yang berpengetahuan inilah yang lebih berbahaya.
Socrates juga berbicara tentang keadilan, menurutnya keadilan adalah melaksanakan apa yang menjadi fungsi/pekerjaan sendiri sebaik-baiknya tanpa mencampuri fungsi/pekerjaan orang lain (the practice of minding one’s own business). Keadilan akan terwujud jika melakukannya secara baik, apapun sesuai dengan kempampuan dengan cara teamwork dan serasi dibawah pengarahan yang paling bijaksana (Filsuf). Fungsi tiap pihak dalam masyarakat adalah dapat melakukan sendiri, sesuatu yang dapat dilaksanakan secara lebih baik daripada mengerjakan hal lain. Dan tiap hal yang dikerjakan mengandung kebajikan (virtue).
Berdasar asumsi Socrates tentang adanya kesejajaran antara cara hidup atau tipe manusia dan tipe masyarakat, Socrates membedakan tipe manusia (jiwa manusia dan cara hidup) menjadi tiga, yakni;
a.akal budi (reason)
b.semangat (spirit) dan
c. nafsu (desire)
Ketiga tipe itu akan mencapai puncaknya di bawah pengarahan akal budi dan kemudian keadilan dalam masyarakat akan terwujud apabila masyarakat melakukan secara baik apa saja yang sesuai kemampuan dengan arahan dari yang paling bijaksana (akal budi/filsof).
Jika di atas adalah tipe manusia,
Maka dari 3 tipe tersebut Socrates membagi masyarakat menjadi tiga kelas, yakni;
a. pedaganag yang bekerja mencari uang sebanyak-banyaknya (nafsu),
b.prajurit yang bekerja memelihara tata masyarakat (semangat),
c.filosof yang berfungsi sebagai penguasa (akal budi).
Berdasar asumsi adanya kesejajaran antara cara hidup manusia dan tata masyarakat itu pula, Socrates membedakan rezim menjadi lima tipe.
a. Aristokrasi. Dikatakan rezim terbaik karena diperintah oleh raja yang bijaksana (filosof). Rezim ini dijiwai dengan akal budi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa hanya yang bijaksana (filosof) yang mampu mengarahkan masyarakat dengan baik dan optimal.
b.Timokrasi. Merupakan rezim terbaik kedua, karena dipimpin oleh mereka yang menyukai kehormatan dan kebanggaan, yakni prajurit (militer). Rezim ini dijiwai dengan semangat (spirit).
c. Oligarki. Dipimpin oleh kelompok kecil yang memiliki kekataan melimpah seperti pengusaha/pedagang/saudagar. Rezim ini dijiwai dengan keinginan yang perlu (necessary desire).
d. Demokrasi. Dikategorikan sebagai rezim yang dipimpin oleh banyak orang yang hanya mengandalkan kebebasan atau keinginan yang tak perlu (unnecessary desire).
e. Tirani. Sebagai rezim terburuk yang pernah ada, karena dipimpin oleh seorang tiran yang memerintah sekehandak nafsunya (unlawful desire). Seorang tidak tidak memiliki kontrol atas dirinya, tidak ada keadilan dalam rezim ini.

4.Pemikiran Sokrates

Kenapa sih manusia berfilsafat? Kenapa juga mereka mempertanyakan apa yang ada di sekeliling mereka? Socrates di kenal sebagai mbah-nya para filosof. Jadi, apa sebelum socrates belum ada manusia yang berfikir? Tidak ada orang yang mempertanyakan awal dari kejadian alam ini. Tentunya alasan kita berfilsafat adalah karena kita memiliki akal.apabila akal kita gunakan maka akan bermunculan pertanyaan2 mengenai apa saja yang kita ketahui. ketika manusia berpikir sendiri keberadaan diri dan lingkungannya, maka ia berfilsafat. Perlu kita ketahui, sebelum Sokrates pun sudah ada tradisi filsafat di Yunani Kuno, tetapi kajian filsafatnya adalah kajian alam, mereka digawangi Thales dkk. Sewaktu Sokrates, filsafat ditarik ke ranah manusia. Sokrates seorang filosof dengan coraknya sendiri. Ajaran filosofinya tak pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dan dengan cara hidup.
Tujuan filosofi Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya. Di sini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan, bahwa semuanya relatif dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yang skeptis. Socrates berpendapat, bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari. Dalam mencari kebenaran itu ia tidak memikir sendiri, melainkan setiap kali berdua dengan orang lain, dengan jalan tanya jawab. Orang yang kedua itu tidak dipandangnya sebagai lawannya, melainkan sebagai kawan yang diajak bersama-sama mencari kebenaran. Kebenaran harus lahir dari jiwa kawan bercakap itu sendiri. Ia tidak mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang. Sebab itu metodenya disebut maieutik, menguraikan.
Socrates mencari pengertian, yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya. Sebab itu ia selalu bertanya: apa itu? Apa yang dikatakan berani, apa yang disebut indah, apa yang bernama adil? Pertanyaan tentang apa itu harus lebih dahulu daripada apa sebab. Ini biasa bagi manusia dalam hidup sehari-hari. Anak kecil pun mulai bertanya dengan apa itu. Oleh karena jawab tentang apa itu harus dicari dengan tanya jawab yang mungkin meningkat dan mendalam, maka Socrates diakui pula sejak keterangan Aristoteles sebagai pembangun dialektik pengetahuan. Tanya jawab, yang dilakukan secara meningkat dan mendalam, melahirkan pikiran yang kritis. Dalam berjuang mencari kebenaran yang umum lakunya, yaitu mencari pengetahuan yang sebenar-benarnya, terletak seluruh filosofinya.Oleh karena Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya-jawab sana dan sini, yang kemudian dibulatkan dengan pengertian, maka jalan yang ditempuhnya ialah metode induksi dan definisi. Kedua-duanya itu bersangkut-paut. Induksi menjadi dasar definisi.Induksi yang menjadi metode Socrates ialah memperbandingkan secara kritis. Ia tidak berusaha mencapai dengan contoh dan persamaan, dan diuji pula dengan saksi dan lawan saksi. Seperti disebut di atas, dari lawannya bersoal jawab, yang masing-masing terkenal sebagai ahli dalam haknya sendiri-sendiri, dikehendakinya definisi tentang berani indah dan lain sebagainya. Pengertian yang diperoleh itu diujikan kepada beberapa keadaan atau kejadian yang nyata. Apabila dalam pasangan itu pengertian tidak mencukupi, maka dari ujian itu pengertian dicari perbaikan definisi. Definisi yang tercapai dengan cara begitu diuji pula sekali lagi untuk mencapai perbaikan yang lebih sempurna. Demikianlah seterusnya. Begitulah cara Socrates mencapai pengertian. Dengan melalui induksi sampai kepada definisi. Definisi yaitu pembentukan pengertian yang umum lakunya. Induksi dan definisi menuju pengetahuan yang berdasarkan pengertian.Budi ialah tahu, kata Socrates. Inilah inti sari daripada etiknya. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Paham etiknya itu kelanjutan dari metodenya. Induksi dan definisi menuju kepada pengetahuan yang berdasarkan pengertian. Dari mengetahui beserta keinsafan moral, mesti menimbulkan budi. Apabila budi adalah tahu, maka tak ada orang yang sengaja, atas maunya sendiri, berbuat jahat. Kedua-duanya, budi dan tahu, bersangkut-paut. Apabila budi adalah tahu, berdasarkan timbangan yang benar, maka jahat hanya datang dari orang yang tidak mengetahui, orang yang tidak mempunyai pertimbangan atau penglihatan yang benar.Orang yang kesasar adalah kurban daripada kekhilafananya sendiri. Kesasar bukanlah perbuatan yang disengaja. Tidak ada orang yang khilaf atas maunya sendiri.Oleh karena budi adalah tahu, maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan sendirinya terpaksa berbuat baik. Untuk itu perlulah orang pandai menguasai diri dalam segala keadaan. Dalam suka maupun duka. Dan apa yang pada hakekatnya baik, adalah juga baik bagi kita sendiri. Jadinya, menuju kebaikan adalah jalan yang sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan hidup. Kesenangan hidup tidak pernah dipersoalkan oleh Socrates, sehingga murid-muridnya kemudian memberikan pendapat mereka sendiri-sendiri tentang kesenangan hidup.semua pemikiran dari sokrates melahirkan plato yang mengembangkan dasar – dasar pemikiran dari sokrates. Socrates dalam pemikirannya mengedepankan Idea merupakan inti dasar dari seluruh filasafat .Ia beranggapan bahwa idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari subjek yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi sebaliknya pemikiran itu tergantung dari idea-idea.


BAB II

Kesimpulan dan Saran

1.Kesimpulan

Sokrates dilahirkan pada tahun 470 SM di Athena. Socrates tidak berhenti berfilsafah, bahkan muridnya terus bertambah, sikap politik Socrates makin jelas ia tetap ber-oposisi dengan pemerintah. Menurut Socrates, filosifi bukanlah isi, bukan hasil, dan bukan juga ajaran yang berdasarkan dogma yang tidak bisa dibantah, melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan, melainkan membantu mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang. Tujuan filosofi Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya. Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya-jawab sana dan sini, yang kemudian dibulatkan dengan pengertian, maka jalan yang ditempuhnya ialah metode induksi dan definisi. Kedua-duanya itu bersangkut-paut. Induksi menjadi dasar definisi.Induksi yang menjadi metode Socrates ialah memperbandingkan secara kritis.

2.Saran

Sebagai manusia yang dilahirkan secara fitrah ,jadikanlah kebenaran menjadi penopang untuk menentukan arah kehidupan.bertanya menjadikan hidup kita lebih terarah.sokrates memberikan gambaran dengan pola pemikiran bahwa kebenaran yang abadi untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar