Senin, 04 Oktober 2010

sejarah pendidikan islam pada masa khulafaurrosyidin
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7 M, menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarih , yang menurut bahasa artinya ketentuan masa, sedang menurut istilah berarti “keterangan yang telah terjadi pada masa lampau atau pada masa sekarang”, dan dalam bahasa Inggris sejarah disebut history, yang berarti “pengalaman masa lampau dari pada umat manusia” (the past experience of mankind), sayyid quttub juga mengatakan bahwa sejarah bukanlah peristiwa—peristiwa , melainkan tafsiran peristiwa –peristiwa itu, maka sejarah pendidikan Islam adalah keterangan -keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai sekarang.
Oleh karena itu, Sejarah Pendidikan Islam dimulai sejak sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW ke dunia, yakni sejak nabi Adam pun Pendidikan Islam telah ada, akan tetapi banyak para sejarawan seperti Harun Nasution berpendapat bahwa pendidikan Islam dimulai sejak diutusnya nabi Muhammad SAW ke dunia dengan membawa ajaran Islam , kedua pendapat ini tidak salah akan tetapi penulis lebih sependapat bahwa pendidikan Islam dimulai sejak nabi Adam diturunkan kebumi, karena pesan substansial yang disampaikan oleh pendidikan Islam adalah nilai-nilai ke—Tauhidan, dan semenjak nabi Adam telah disampaikan nilai –nilai ketauhidan kepada Manusia, hanya saja pada saat itu Islam belum diverbalkan sehingga ini yang menjadi pemicu perbedaan tersebut. ,
Pendidikan Islam yang berlangsung sebelum Nabi Muhammad di utus kebumi memilki orientasi penanaman nilai—nilai ketauhidan, seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Nuh AS, Nabi Isa AS dan para Nabi yang lain, akan tetapi pada masa mereka Pendidikan Islam hanya di sampaikan kepada Umat beliau saja, dan ini sesuai dengan peran mereka, beda halnya dengan pada Masa Nabi Muhammad Pendidikan Islam disampaikan kepada semua Umat, hal ini senada dengan Firman Allah “Inna Arsalnaka Illa Rahmatan Lil Alamin”,
Inilah yang membedakan dan sekaligus keistimewaan nabi Muhammad disbanding nabi—nabi sebelum beliau, oleh karena itu Nabi Muhammad sebagai penyempurna bagi para nabi sebelumnya, maka semua ajaran agama yang telah disampaikan oleh para nabi sebelum beliau disempurnakan oleh nabi Muhammad tanpa menghapus bahkan menghilangkan ajaran agama yang telah ada, begitu juga dengan aspek pendidikan nya , beliau menyempurnakannya pula, sehingga pada masa beliau telah masuk dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bukan masa penanaman.
Pertumbuhan pendidikan Islam yang dilakukan oleh Muhammad dengan melestarikan nilai-nilai pendidikan yang dibawa oleh para nabi sebelumnya, sehingga mulai pada saat itu Pendidikan tumbuh dengan baik, setelah wafatnya nabi Muhammad maka khulafaurrasyidin pun meneruskan perjuangan nabi Muhammad sampai Pendidikan Islam mengalami perkembangan dengan pesat disetiap wilayah Jazirah arab, dengan banyaknya berdiri lembaga—lembaga pendidikan Islam di Negeri Arab dan Islam pun mengalami Golden age nya pada saat itu. Khususnya pada masa khalifah bani Abbasiyah. Adapun Khulafaur Rasyidin dalam sejarah islam yang dimaksud terdiri daripada empat orang sahabat sebagai berikut:
Saidina Abu Bakar ( 632-634 M )
Saidina Umar bin Khatab ( 634-644 M )
Saidina Uthman bin Affan ( 644-656 M )
Saidina Ali bin Abi Talib ( 656-661 M )
Keempat khalifah diatas bukan saja berhasil dalam melanjutkan risalah islam dan menegakkan tauhid, tetapi juga menyebarluaskan ke seluruh penjuru alam ini

BAB II
PEMBAHASAN
1.Pada Masa Abu Bakar Shidiq
Tahun-tahun pemerintahan Khulafa al-Rasyidin merupakan perjuangan terus menerus antara hak yang mereka bawa dan dakwahkan kebatilan yang mereka perangi dan musuhi. Pada zaman khulafa al-Rasyidin seakan-akan kehidupan Rasulullah SAW itu terulang kembali. Pendidikan islam masih tetap memantulkanAl-Qur’an dan Sunnah di ibu kota khilafah di Makkah, di Madinah dan di berbagai negri lain yang ditaklukan oleh orang-orang islam.
Berikut penguraian tentang pendidikan Islam pada masa abu bakar shidiq

ketika Nabi Muhammad s.a.w. akan wafat, Nabi tidak berwasiat apa-apa, baik kepada salah seorang karib, atau kepada sahabat-sahabat yang lain, tentang siapa yang akan jadi Khalifah pengganti Nabi. Persoalan yang besar ini beliau serahkan kepada musyawarah ummat Islam.
Setelah Nabi wafat, berkumpullah orang Muhajirin dan Anshar di Madinah, guna bermusyawarah siapa yang akan dibaiat (diakui) jadi Khalifah. Orang Anshar menghendaki agar Khalifah itu dipilih dari golongan mereka, mereka mengajukan Sa’ad bin Ubadah. Kehendak orang Anshar ini tidak disetujui oleh orang Muhajirin. Maka terjadilah perdebatan diantara keduanya, dan hampir terjadi fitnah diantara keduanya. Abu Bakar segera berdiri dan berpidato menyatakan dengan alasan yang kuat dan tepat, bahwa soal Khilafah itu adalah hak bagi kaum Quraisy, bahwa kaum Muhajirin telah lebih dahulu masuk Islam, mereka lebih lama bersama bersama Rasulullah, dalam Al-Qur’an selalu didahulukan Muhajirin kemudian Anshar. Khutbah Abu Bakar ini dikenal dengan Khutbah Hari Tsaqifah, setelah khutbah ini ummat Islam serta merta membai’at Abu Bakar, didahului oleh Umar bin Khattab, kemudian diikuti oleh para sahabat yang lain.
a). Abu Bakar Sebagai Sahabat Yang Utama
Adapun Abu Bakar Siddiq adalah sahabat nabi yang tertua yang amat luas pengalamannya dan amat besar ghirahnya kepada agama Islam. Dia adalah seorang bangsawan Quraisy, berkedudukan tinggi dalam kaumnya, hartawan dan dermawan. Jabatannya dikala Nabi masih hidup, selain dari seorang saudagar yang kaya, diapun seorang ahli nasab Arab dan ahli hukum yang jujur. Dialah yang menemani Nabi ketika hijrah dari Makkah ke Madinah. Dia telah merasakan pahit getirnya hidup bersama Rasulullah sampai kepada hari wafat beliau. Dialah yang diserahi nabi menjadi imam sembahyang ketika beliau sakit. Oleh karena itu, ummat Islam memandang dia lebih berhak dan utama menjadi Khalifah dari yang lainnya.
Berikut usaha yang dilakukan abubakar dalam dakwahnya
(1)Memerangi Orang Murtad
Bersamaan dengan pengangkatan Abu Bakar, suku-suku Arab tidak mau lagi tunduk dibawan kepemimpinan pusat di Madinah. Sesudah Nabi wafat, mereka berpendapat bahwa kekuasaan Quraisy memimpin Arab telah usai. Adapaun sebabnya mereka berlaku demikian ialah karena sebagian tidak percaya akan mematian Nabi, setelah nyata kebenaran meninggalnya Nabi, sebagian ragu akan kebenaran Islam. Mereka menyangka bahwa kaum Quraisy takkan bangun lagi sesudah pemimpinnya meninggal dunia. Mereka tidak akan tunduk dibawah kekuasaan Quraisy atas nama agama. Apalagi sebagian besar bangsa Arab ketika itu, barus aja memeluk agama Islam yang melarang mereka mengerjakan perbuatan-perbuatan yang telah menjadi darah daging mereka selama ini, seperti minum tuak, berjudi dan sebagainya.
(2).Enggan Membayar Zakat
Karena itu beberapa suku Arab tidak mau takluk lagi dibawah kepemimpinan Abu Bakar. Mereka enggan mengeluarkan zakat yang mereka pandang hanya sebagai upeti yang harus diberikan kepada Nabi saja.
(3).Munculnya Nabi Palsu
Api perlawanan dan pendurhakaan itu menjalr dengan cepat dari satu suku kepada yang lain, sehingga hampir menggoyahkan sendi khilafah Islam yang masih muda itu. Kekuasah khalifah ketika itu hanya meliputi Makkah, Madinah dan Taif saja. Sementara itu banyak pula diantara orang Arab yang mendakwakan dirinya menjadi Nabi. Yang berbahaya sekali adlah Musailamah al-Kazzab, yang mendakwakan kenabiannya ersama Nabi Muhammad ketika beliau masih hidup. Dia mengatakan, bahwa Allah telah memberikan pangkat nabi kepadanya bersama dengan Rasulullah. Oleh karena dia berbuat dusta itu, dia mendapat gelar ‘al-Kazzab’ yang artinya ‘si pendusta’. Bengikutnya banyak yang tersebar di Yamamah. Ladi dari pada itu ada lagi beberapa nabi palsu, seperti Thulaihah bin Khuwailid, Sjah Thamiyah seorang perempuan, yang kemudian kawin dengan Musailamah.
(4).Pengumpulan al-Qur’an
Setelah kemenangan yang diperoleh Khalifah Abu Bakar Sidik atas suku-suku yang murtad dan durhaka itu, timbul kecemasan dari Umar bin Khattab akan kehilangan beberapa ayat dari Qur’an, karena banyaknya huffadz (penghafal al-Qur’an) yang gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran. Maka Umar memberi saran kepada Abu Bakar agar ayat-ayat al-Qur’an dikumpulkan. Nasehat ini dituruti oleh Khalifah Abu Bakar. Maka dikumpulkanlah lembaran-lembaran al-Qur’an itu yang semula ditulis di atas batu, kulit hewan, tulang-belulang dan pelepah korma dalam suatu mushaf. Empat penulis al-Qur’an yang terkenal ialah Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-‘Ash, Abdurrahman bin Harits bin Hisyam. Mushaf al-Qur’an ini semula disimpan di kekediaman Abu Bakar, kemudian kepada Umar, dan kemudian Hafsah isteri Rasulullah s.a.w.
(5).Pembebasan Negeri di zaman Abu Bakar
Khalifah Abu Bakar menghadapkan seluruh pasukannya untuk membebaskan beberapa negeri, untuk memperluas penyiaran agama dan guna memalingkan pikiran ummat Islam dari perselisihan sesama mereka. Maka dikirimkanlah tentara untuk memerangi kerajaan Persia dan Romawi.
Sesungguhnya bagi bangsa Arab, peperangan itu aalah jalan raya yang terbentang luas untuk mencari kemegahan dengan kemenangan yang terturut-turut, dan mencari harta rampasan perang, dan menjadi medan untuk berjihad mengharapkan keridhaan Tuhan.
Abu Bakar wafat ketika para laskarnya ditengah membebaskan negeri-negeri yang masih tunduk kepada Persia dan Romawi. Maka laju perjuangan pembebasan ini dilanjutkan pada masa k

Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut Ahmad Syalabi lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan Kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa Kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat rasul terdekat.
Lembaga pendidikan Islam masjid, masjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, dan lembaga pendidikan Islam, sebagai tempat shalat berjama’ah, membaca Al-qur’an dan lain sebagainya.
2. Masa Khalifah Umar bin Khattab
a.Pemerintahan Saidina Umar
Semasa pemerintah Saidina Umar, Empayar Islam berkembang dengan pesat; menawan Mesopotamia dan sebahagian kawasan Parsi daripada Empayar Parsi (berjaya menamatkan Empayar Parsi), dan menawan Mesir, Palestin, Syria, Afrika Utara, dan Armenia daripada Byzantine (Rom Timur). Ada diantara pertempuran ini menunjukkan ketangkasan tentera Islam seperti Perang Yarmuk yang menyaksikan tentera Islam yang berjumlah 40,000 orang menumpaskan tentera Byzantine yang berjumlah 120,000 orang. Hal ini mengakhiri pemerintahan Byzantine di selatan Asia Kecil.
Pada tahun 637, selepas pengempungan Baitulmuqaddis yang agak lama, tentera Islam berjaya menakluk kota tersebut. Paderi besar Baitulmuqaddis yaitu Sophronius menyerahkan kunci kota itu kepada Saidina Umar. Beliau kemudiannya mengajak Saidina Umar supaya bersembahyang di dalam gereja besar Kristian yaitu gereja Church of the Holy Sepulchre. Saidina Umar menolak dan sebaliknya menunaikan solat tidak beberapa jauh daripada gereja tersebut kerana tidak ingin mencemarkan status gereja tersebut sebagai pusat keagamaan Kristian. 50 tahun kemudian, sebuah masjid yang digelar Masjid Umar dibina di tempat Saidina Umar menunaikan solat.
Saidina Umar banyak melakukan reformasi terhadap sistem pemerintahan Islam seperti menubuhkan pentadbiran baru di kawasan yang baru ditakluk dan melantik panglima-panglima perang yang berkebolehan. Semasa pemerintahannya juga kota Basra dan Kufah dibina. Saidina Umar juga amat dikenali kerana kehidupannya yang sederhana.
b.Wafatnya Saidina Umar
Saidina Umar wafat pada tahun 644 selepas dibunuh oleh seorang hamba Parsi yang bernama Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah menikam Saidina Umar kerana menyimpan dendam terhadap Saidina Umar. Dia menikam Saidina Umar sebanyak enam kali sewaktu Saidina Umar menjadi imam di Masjid al-Nabawi, Madinah.
Saidina Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad SAW dan makam Saidina Abu Bakar. Selepas kematiannya lalu Saidina Uthman bin Affan dilantik menjadi khalifah.
Berkaitan dengan masalah pendidikan, khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi al Qur’an dan ajaran Islam lainnya. Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk di halaman masjid sedangkan murid melingkarinya.
Pelaksanaan pendidikan di masa Khalifah Umar bin Kattab lebih maju, sebab selama Umar memerintah Negara berada dalam keadaan stabil dan aman, ini disebabkan disamping telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam di berbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis, dan pokok ilmu-ilmu lainnya.
Pendidikan dikelola di bawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu,serta diiringi kemajuan di berbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitulmal dan sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik waktu itu diambilkan dari daerah yang ditaklukan dan dari baitulmal. Umar bin Khattab adalah pahlawan Quraisy dan salah seorang dari pemimpinnya yang terkemuka. Dia masuk islam pada tahun 6 dari kenabian dan dengan masuknya dalam Islam, maka bertambahlah kekuatan Islam. Hal ini tidak mengherankan apabila ia terkenal sebagai sang pemberani dan pahlawn dalam memperjuangkan kebenaran, sehingga masuknya ke dalam agama Islam, tidak disembunyi-sembunyikan, karena dia percaya bahwa tidak seorangpun diantara orang Quraisy yang berani menentangnya.Umar bin Khattab sangat teguh dan keras dalam membedakan yang benar dan yang batil, maka ia digelari dengan ‘al-Faruq’ yang berarti ‘Sang Pembeda’.Zaman Umar bin Khattab diwarnai dengan peperangan pembebasan negeri-negeri, perkembangan daulat Islam, serta penerapan peraturan-peraturan dalam suatu pemerintahan.
3. Masa Khalifah Usman bin Affan.
Pada masa khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam dan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini diserahkan pada umat itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah. Kholifah Usman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam, yaitu untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al-Qur’an. Berdasarkan hal-hal ini, Kholifah Usman memerintahkan kepada tim untuk menyalin tersebut, ada pun tim tersebut adalah : Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, dan Abdurrahman bin Harist. 14
Saidina Usman menjadi khalifah selepas Saidina Umar bin Khatab dibunuh pada tahun 644. Beliau memerintah selama dua belas tahun yaitu dari tahun 644 sehingga tahun 656. Antara pembaharuan yang dibuat ialah menubuhkan Angkatan Tentera Laut yang diketuai oleh Muawiyah dan membuat dasar terbuka dalam hubungan politik dan urusan dagangan Semasa pemerintahannya, keseluruhan Iran, sebahagian daripada Afrika Utara, dan Cyprus menjadi sebahagian daripada empayar Islam. Saidina Uthman wafat pada tahun 656 akibat dibunuh oleh pemberontak yang tidak puas hati dengan pemerintahannya.
4. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada tahun 656 masihi, khalifah Ali bin Abi Thalib, Islam yaitu Saidina Uthman bin Affan wafat kerana dibunuh di dalam rumahnya sendiri. Segelintir masyarakat kemudiannya mencadangkan Saidina Ali supaya menjadi khalifah tetapi Saidina Ali menolak. Selepas didesak oleh pengikutnya, beliau akhirnya menerima untuk menjadi khalifah.Ali adalah Kholifah yang keempat setelah Usman bin Affan. Pada pemerintahannya sudah diguncang peperangan dengan Aisyah beserta Talhah dan Abdullah bin Zubair karena kesalahpahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap usman, peperangan di antara mereka disebut perang Jamal (unta) karena Aisyah menggunakan kendaraan unta. Setelah berhasil mengatasi pemberontakan Aisyah, muncul pemberontakan lain, sehingga masa kekuasaan Kholifah Ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Muawiah sebagai gubernur Damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasaannya. Perang ini disebut dengan perang Siffin, karena terjadi di Siffin. Ketika tentara muawiyah terdesak oleh pasukan Ali, maka Muawiyah segera mengambil siasat untuk menyatakan tahkim (penyelesaian dengan adil dan damai). Semula Ali menolak, tetapi karena desakan sebagian tentara akhirnya Ali menerimanya, namun Tahkim malah menimbulkan kekacauan, sebab muawiyah bersifat curang, sebab dengan Tahtim Muawiyah berhasil mengalahkan Ali dan mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus. Sementara itu, sebagian tentara yang menentang keputusan Ali dengan cara Tahkim, meninggalkan Ali dan membuat kelompok tersendiri yaitu Khawarij.Pada masa Ali telah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu Ali tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya itu ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Islam.


5. Pusat-Pusat Pendidikan Pada Masa Khulafa Al-Rasyidin Antara Lain:
1. Makkah
2. Madinah
3. Basrah
4. Kuffah
5. Damsyik (Syam)
6. Mesir.

6. Kurikulum Pendidikan Islam Masa khulafa al Rasyidin (632-661M./ 12-41H)
Sistem pendidikan islam pada masa khulafa al-Rasyidin dilakukan secara mandiri,tidak dikelola oleh pemerintah, kecuali pada masa Khalifah Umar bin al;khattab yang turut campur dalam menambahkan materi kurikulum pada lembaga kuttab.
Materi pendidikan islam yang diajarkan pada masa khalifah Al-Rasyidin sebelum masa Umar bin Khattab, untuk pendidikan dasar sebagai berikut :
a. Membaca dan menulis
b. Membaca dan menghafal Al-Qur’an
c. Pokok-pokok agama islam, seperti cara wudlu, shalat, shaum dan sebagainya
Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-anak diajari:
a. Berenang
b. Mengendarai unta
c. Memanah
d. Membaca dan menghapal syair-syair yang mudah dan peribahasa.
Sedangkan materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari:
a. Al-qur’an dan tafsirnya
b. Hadits dan pengumpulannya
c. Fiqh (tasyri’)
BAB III
PENUTUP
1.kesimpulan
A.KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan mengenai Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang diantaranya :
a.Khulafa ar-Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun (jamak kepada Khalifatur Rasyid) berarti wakil-wakil atau khalifah-khalifah yang benar atau lurus Adapun maksudnya disini adalah empat Khalifah Shahabat Nabi yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra
b.Pada Masa pemerintahan Abu Bakar Islam berkembang dengan melalui penyebaran langsung ketempat dimana belum ada penduduk yang beragama Islam. Pada masa ini pula Al-quran dikumpulkan dan ini pula merupakan jasa pemerintahan pada zaman beliau
c.Pada Masa Umar (Masa Penguatan Pondasi Islam), Utsman ( Masa Pembukuan Al-quran) dan Ali, Islam sudah sangat tersebar luas diwilayah wilayah selain diwilayah jazirah arab itu sendiri. Dimana pada masa beliau beliau adalah merupakan tindak lanjut dari proses penyebaran Islam sebelumnya.
d.Adapun kronologis khulafaurrasyidin adalah sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW sampai dengan masa khalifah Ali bin Abi Thalib dengan berbagai macam rentetan peristiwa yang terjadi pada setiap masanya.Sehingga dari berbagai macam analisis kesimpulan diatas bisa dikatakan bahwa Islam berkembang pada masa kepemimpinan Nabi Muhahammad dan Khulafaur Rasyidin adalah melalui beberapa aspek pendekatan yang diantaranya adalah pendekatan da’wah yang meliputi da’wah dengan lisan (diplomasi) dan juga perbuatan (pertempuran).
B.SARAN-SARAN
Adapun saran yang bisa penulis berikan :
a.Kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa meluruskannya.
b.Untuk supaya bisa membaca kembali literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan ini sehingga diharapkan akan bisa lebih menyempurnakan kembali pembahasan materi dalam makalah ini.
c. semoga kita sebagai umat nabi Muhammad SAW tetap berjuang meneruskan dakwah nya disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar